Minggu, 12 September 2010

Maria Kristin Yulianti, Karier Penuh episode Tangis-Tawa


"Mau bertemu Markis-Hendra atau Maria Kristin?" sapa seorang pegawai di Pelatnas bulutangkis ketika Bintang bertandang akhir Agustus. Dari obrolan singkat itu kami jadi tahu nama yang disebut-sebut tengah jadi buruan media massa dan perhatian sesama pemain. Ketika kami datang sebulan kemudian memotren Maria Kristin untuk edisi ini, kesan itu makin kental. Selama proses pengambilan gambar, Maria yang memakai gaun putih jadi bahan godaan Sonny Dwi Kuncoro dan kawan-kawan. "suit-suit" ledek Bandar Sigit Pamungkas,seorang pemain junior. "asyik juga nih" tambah Simon Santoso,pemain no. 3 Ina. Maria sendiri hanya mesam-mesem seraya melontarkan balasan " iya nih, mau pindah profesi jadi model" Maria populer dan layang dinobatkan sbg Bintang Potensial tahun ini. Dia mengalirkan gelombang positif ke sektor Tunggal Putri yang sejak pensiunnya Susy Susanti dan kepindahan Mia Audina ke Belanda lesu prestasi. Dia menjadi tombak tim Piala Uber menembus babak final,runner up Ina SS, puncaknya merebut medali perunggu Olimpiade Beijing 2008. Kini Maria melenggang ke posisi 14 dunia. Dengan pencapaian itu Maria meletakkan fondasi dan membuka cakrawala rekan-rekannya. Stigma inferior saat berhadapan dgn pemain putri China kini samar-samar. Lihat saja Adrianti Firdasari yg melesat ke babak perempatfinal Denmark Super Series dengan mengalahkan pebulu tangkis top Wang Chen, Pia Zebadiah merayakan semifinal pertamanya di Taiwan Open,Fransisca Ratnasari melaju ke perempat final Macau Terbuka dgn menggusur pemain 10 bsr dunia Yao Jie, dan Maria Febe juara turnamen Grand Prix Bittburger Open. "saya gembira pemain lain nggak takut lagi saat lawan pemain top. Kami bisa bahu-membahu" tukas dara bertinggi 169 cm ini. Apa yang dicapai Maria tidak datang begitu saja. Niat mencetak prestasi di usia belia, malah jatuh bangun bertahun-tahun. "mau bagaimana ? Saat itu fisik dan teknik saya belum sematang sekarang. Dan pengalaman belum banyak",urai gadis kelahiran Tuban, 2 juni 1985 ini. Sejak masuk pelatnas di usia 17 tahun, karier Maria penuh episode tangis-tawa. Awal yang manis ditoreh, karena baru beberapa bulan di Pelatnas Utama langsung masuk tim inti Piala Sudirman 2003. Tapi dua tahun berjalan Maria "tersisih" , karena dianhap kurang merespons instruksi pelatih dan jelek mental bertandingnya. Pada 2006, awan gelap menaungi langkah Maria. Setelah gagal meloloskan Ina ke putaran final Piala Uber. Ia mendapat ultimatum dari PBSI : juara atau keluar Pelatnas. Maria menjawab peringatan dgn menjuarai sederet turnamen. Lolos dari lubang jarum, bukan bearti Maria lantas dipercaya. Pada 2007, meski peringkatnya sudah menembus 20 besar dunia, lewat berbagai media wakil PBSI lebih menyanjung pemain lain seperti Firdasari dan Fransisca. Tak mutung, Maria membuktikan masih punya taji dgn masuk perempat final Ina Open 2007. Dan namanya baru benar-benar diperbincangkan ketika merebut medali emas Sea Games 2007 dan dinyatakan satu-satunya pebulu tangkis tunggal putri yang lolos olimpiade. "Saya menggunakan kesempatan sebaik-baiknya. Karena makin banyak bertanding, makin menemukan bentuk permainan." Usai Olimpiade, Maria melipat gandakan kerja kerasnya. Pasalnya perhatian orang akan sepak terjangnya makin besar. Sejauh ini hasilnya lbh baik dari tahun lalu. Maria berhasil mencapai babak perempat final Jepang SS . "Memang berat,tapi saya harus konsentrasi dan yakin bisa", ujar Maria yakin. Di tengah kesibukannya, ada banyak alternatif utk memotivasi diri. Caranya ? "menikmati keunikan turnamen,seperti ketika main di Paris yang indah" tukas Maria. Keberadaan sang kekasih yang bermain untuk sebuah club di Jawa Tengah juga melecut semangat. Meski terhalang jarak,Maria enjoy. "teknologi sudah canggih. Tiap mau bertanding kami selalu mengirim sms menyemangati",jelas Maria tertawa. Ke depan, Maria mematok target tinggi. "Masuk 10 besar dunia,juara dunia,dan emas olimpiade 2012!" mungkin utk sebagian orang terlalu muluk,tapi kisah sukses di Olimpiade membuktikan Maria bukan pemimpi. Kerja keras dan keyakinannya menorehkan kebanggaan di hati setiap anak bangsa. Jadi mari dukung dan doakan keberhasilan Maria.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar